Dapatkan
- AC WH u/ pembelian APARTEMEN
- Camera DSLR untuk pembelian CONDOTEL


Info Hubungi BELINA di 0821-49571920. PIN BB = 2777E303

Apartemen & Condotel The Hive Jakarta Timur


9 SELLING POINT THE HIVE @TAMANSARI

1. STRATA TITTLE OWNERSHIP
2. DESIGN BUILDING FUTURISTIC ARCHITEC BY DASH SINGAPORE
3. DEVELOPED BY WIKA REALTY
4. MANAGED & OPERATED BY BEST WESTERN PREMIERE – FIVE STAR CLASS HOTEL
5. FUTURE DEVELOPMENT FOR CAWANG CENTRAL BUSINESSE DISTRICT AREA
6. GOLDEN LIVING WITH SKY PARK, SKY GARDEN, AND SKY POOL FACILITIES
7. GOLDEN INVESTMENT ROI 16% FIXED 2 YEARS
8. FREE COMPLIMENTARY STAY 21 POINTS
9. HASSLE FREE CONCEPT.

Operasional Tiga Maskapai Akan Dipindah ke Halim


JAKARTA, KOMPAS.com — Bandara Soekarno-Hatta berbenah untuk melakukan perluasan bandara. PT Angkasa Pura II (AP II) selaku pengelola bandara memutuskan untuk memindahkan sebagian operasional maskapai penerbangan ke Bandara Halim Perdanakusuma.

Maskapai yang akan dipindahkan itu antara lain Citilink, Merpati, dan anak usaha baru dari Lion Air, yaitu Batik Air. Direktur Utama AP II Tri S Sunoko mengatakan, pemindahan untuk mempermudah pengerjaan proyek perluasan.

"Kami sedang kaji proses dan kapasitas Halim. Kalau semua sesuai rencana, maka akan mulai dipindahkan awal 2013," ujarnya, Rabu (30/5/2012).

Untuk tahap awal, konstruksi diprioritaskan pada pengembangan semua terminal. Ekspansi Bandara Soekarno-Hatta tahap pertama diharapkan bisa meningkatkan kapasitas tampung bandara tersebut, yang ditargetkan mencapai 62 juta orang per tahun. "Kebutuhan untuk memperluas kapasitas sudah sangat mendesak," ujarnya.

AP II juga masih akan melakukan studi terkait kelanjutan maskapai-maskapai tersebut. Tri mengatakan, kemungkinan besar ada beberapa maskapai yang akan menetap di Halim, dan bukan bersifat sementara. (Ragil Nugroho/Kontan)

Kawasan Cawang Siap Jadi Pusat Bisnis Baru di Jakarta


Berkembangnya ekonomi membawa dampak pada pertumbuhan pusat bisnis baru di Jakarta. Tidak hanya bertumpu pada Jakarta Pusat dan Selatan, dalam dua tahun mendatang wilayah Cawang, Jakarta Timur bakal menjadi alternatif pusat bisnis.

Direktur Utama PT Hutama Karya Realtindo, Putut Ariwobo menjelaskan, banyak pengembang melirik cawang karena lokasinya yang diapit empat ruas tol. Dalam dua tahun mendatang, banyak berdiri apartemen dan perkantoran skala besar di Cawang.

Cawang pun siap menjelma menjadi central business district (CBD) baru Jakarta. "Jakarta Timur kita milhat Cawang ya. Akan terus tumbuh sampai 2014, sangat bagus. Cawang jadi komplek bisnis baru," kata Putut di kantornya, Minggu (29/1/2012).

Selain perseroan yang akan membangun hunian mix-use H Residence, banyak pengembang lain siap mengoptimalkan aset mereka. Hampir seluruhnya dimotori oleh BUMN karya yang memang berkantor di Cawang, Jakarta Timur.

"Wika siap bangun tahun depan, apartemen yang ada di muka Jalan. Holcim juga akan buat office. Bina Karya juga, sekarang sedang proses desain. Seluruh aset BUMN karya yang berbentuk L ini berada di lokasi strategis," tambahnya.

Untuk itu HK Realtindo tidak mau meninggalkan momen ini. Aset mereka akan dioptimalkan dengan membangun apartemen dan kondotel. Pasar kondotel pun dipercaya akan moncer, seperti yang terjadi di Bali.

"Indikator sederhana bisa dilihat dari penumpang pesawat. Wisman 7,5 juta orang. Total penumpang 236 juta per tahun. 40% nya saja, 100 juta per tahun wisatawan domestik yang rata-rata nginap 2-3 hari," paparnya.

"Dampakya ke okupansi Jakarta. Jakarta saja rata-rata 76%, bintang 3 mahal 80%. Jadi kalau konsepnya dibuat kondominium hotel, maka investasi ini akan menarik. Kondotel akan terbang (berkembang)," tegasnya.

(sumber: detik.com)

Gairah Bisnis Kondotel


Pasar properti di Tanah Air kian semarak dengan berbagai pilihan produk investasi. Salah satu investasi yang kini banyak diminati adalah kondominium hotel atau kondotel. Kondotel menawarkan pendapatan pasif yang menggiurkan di tengah pertumbuhan pusat bisnis dan pariwisata.

erbeda dengan apartemen sewa, kondotel tampil murni sebagai produk investasi yang menawarkan model pemilikan unit kondominium untuk dikelola seperti hotel. Investor tak perlu repot memikirkan cara mengoperasikan atau mencari penyewa karena unit yang sudah dibeli akan dikelola oleh operator hotel.

Model investasi kondotel juga memiliki perbedaan dibandingkan dengan rumah tinggal (landed house). Jika investor rumah menitikberatkan pada keuntungan modal (capital gain) dari kenaikan harga jual rumah, investor kondotel mengedepankan keuntungan rutin dari nilai sewa unit.

Saat ini, pertumbuhan harga residensial atau rumah tinggal rata-rata 15-20 persen dari nilai investasi per tahun meski tidak semua rumah untuk segmen menengah atas mengalami pertumbuhan nilai jual tinggi. Jika rumah itu disewakan, nilai sewanya hanya tumbuh 3-4 persen per tahun.

Hal itu berbeda dengan kondotel yang menawarkan nilai sewa 8-12 persen dari nilai investasi per tahun selama masa jaminan sewa (guarantee rental), yakni 2-5 tahun. Selepas masa jaminan sewa berakhir, pendapatan sewa bagi investor akan bergantung pada kinerja operasional hotel secara keseluruhan yang memengaruhi pembagian keuntungan tahunan antara pemilik dan operator hotel.

Investor yang berniat melakukan jual-beli unit kondotel masih berpeluang meraih keuntungan jika melakukan transaksi pembelian pada awal pembangunan proyek atau masa pra-penjualan (pre-sales) untuk dijual kembali sewaktu proyek dipasarkan.

Namun, besarnya keuntungan modal dari jual-beli unit ini sangat bergantung pada lokasi, mutu proyek, dan pengembang. Sebagai contoh, kondotel Eaton Luxe, Nirwana Bali Resort, di Tanah Lot, Tanaban, Bali, yang akan dibangun PT Bakrieland Development Tbk menjanjikan pengembalian sewa 40 persen dari nilai investasi . dalam kurun waktu lima tahun pertama. Proyek itu rencananya dibangun mulai Februari 2012 dan tuntas pada Februari 2014.

Chief Marketing Officer Hotel Development Bakrieland Unit Usaha Hotels and Resorts Deden Sudarbo menuturkan, unit kondotel Eaton Lute tipe 48 meter persegi pada masa pra-penjualan ditawarkan mulai dari Rp 990 juta per unit. Pada masa pemasaran (launching), yakni 10-12 bulan sejak pra-penjualan, harga jual tipe 48 meter persegi itu bisa mencapai Rp 1,1 miliar-Rp 1,2 miliar per unit. Demikian pula harga unit tipe 251 m2 yang saat pra-penjualan ditawarkan Rp 3,8 miliar bisa naik menjadi Rp 6 miliar pada saat pemasaran.

Pesaing hotel

Konsultan properti, Knight Frank, mencatat, pertumbuhan kondotel saat ini paling pesat di Bali. Kondotel di Bali sebagian besar bertaraf bintang empat dan lima. Sebagian besar proyek kondotel berada di Kuta (68 persen), Nusa Dua (16.3 persen), dan Uluwatu (13,3 persen).

Selama semester I-2011, pasokan unit baru kondotel di Bali mencapai 2.713 kamar dari total 21 proyek. Tingkat penyerapan hunian mencapai 2.578 unit atau 95 persen. Penyerapan tertinggi berada di Nusa Dua (99,8 persen), diikuti Kuta (95,7 persen) dan Uluwatu (89,8 persen).

Sebagai instrumen investasi, kondotel tampil sebagai pesaing bisnis hotel dan terus berkembang seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia, meluasnya jumlah wisatawan, dan kegiatan bisnis. Pemilik kondotel juga mendapat hak menginap di unit miliknya maksimum 21 hari setiap tahun.

"Pertumbuhan kondotel semakin marak dalam 2-3 tahun terakhir. Ke depan, tren investasi kondotel bintang empat dan lima masih tinggi, tetapi bintang dua dan tiga semakin dilirik," ujar Hasan Pamudji, Research Manager Knight Frank.

Mulai semester II-2011 hingga 2012, proyek baru kondotel di Bali berjumlah 12 proyek atau total 1.755 kamar dengan tingkat pra-penjualan di kisaran 36 persen. Pertumbuhan kondotel juga meluas ke kota-kota wisata, seperti Balikpapan, Bogor, dan Manado, di samping Jakarta dan Surabaya sebagai pusat bisnis. Banyaknya kondotel baru ikut memacu kompetisi harga. Diperkirakan, harga unit kondotel hingga akhir tahun ini naik 10 persen.

Sebagian besar kondotel di Indonesia saat ini dikelola operator asing. Terkadang, nama operator hotel asing masih dianggap jaminan mutu pengelolaan hotel.

Belakangan, beberapa pengembang besar dalam negeri mulai membidik pasar kondotel bintang dua dan tiga (budget hotel, sekaligus terjun menjadi operator. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, pendapatan sewa kondotel berpeluang meningkat setelah beroperasi 2-3 tahun dengan asumsi pengelolaannya baik dan lokasi proyek cukup bagus. Kekayaan daerah wisata di Indonesia dengan pertumbuhan kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri adalah potensi yang menggiurkan bagi bisnis kondotel.

Namun, patut diingat, lokasi bukan satu-satunya penentu keberhasilan investasi kondotel. Faktor yang tak kalah penting adalah kualitas operator hotel yang menjadi daya tarik human.

Nah, selamat berinvestasi dengan bijak!

(sumber: kompas.com)